Depresi akibat jejaring sosial tampaknya hal yang kadang
di remehkan oleh beberapa kalangan. Namun, kita tidak akan pernah tahu kapan
depresi tersebut bisa benar-benar mempengaruhi kesehatan mental kita dan bahkan
memicu banyak orang untuk melakukan tindakan fatal hanya karena aksi dari
jejaring sosial.
Berikut 7 Fakta yang harus kita Waspadai Penyebab "Depresi" Akibat Sosial
Media. Coba dibaca dan harapanya untuk di pahami.
1. Jejaring Sosial Memicu Emosi Berlebihan
Menggunakan jejaring sosial bisa memicu banyak emosi
pada penggunanya. Meski jejaring sosial hanya sebatas aktivitas maya, namun
dampaknya tentu sangat nyata terhadap emosi penggunanya. Jika emosi yang terus
didapatkan oleh pengguna adalah emosi negatif, maka ke depannya akan memicu
depresi.
Tak jarang juga jejaring sosial menyebabkan
pertengkaran antar pasangan atau teman baik. Dampak jejaring sosial yang begitu
besar terhadap pengguna yang sudah terlanjur kecanduan bisa sangat serius
hingga mempengaruhi emosi mereka dan bisa menyebabkan depresi.
2. Depresi Akibat Rasa Iri
Depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial biasanya
timbul akibat rasa iri terhadap teman-teman. Rasa iri tersebut karena jejaring
sosial bisa membuat seseorang membandingkan diri mereka dengan orang lain
dengan sangat mudah.
Tanpa sadar seseorang menganggap apa yang ditampakkan
oleh jejaring sosial merupakan gambaran dari kehidupan mereka secara
keseluruhan.Hal ini sangat salah, karena tentunya setiap orang di jejaring
sosial akan berbagi momen terbaik mereka di kehidupan nyata, begitu juga
seperti yang Anda lakukan.
Karena itu, ada banyak hal dalam kehidupan mereka yang
tersembunyi. Sayangnya citra tersebut bisa membuat seseorang
membanding-bandingkan kehidupannya satu sama lain yang nantinya bisa berujung
pada depresi.
3. Bukan Masalah Mental
Sebenarnya depresi akibat jejaring sosial adalah
masalah kesehatan mental yang serius. Namun sayangnya hingga saat ini depresi
yang disebabkan oleh jejaring sosial belum diakui sebagai masalah atau kelainan
mental.
Meski depresi akibat jejaring sosial belum diakui dan
dicatat sebagai salah satu masalah kelainan mental, namun depresi ini sangat
nyata dan bisa terjadi pada siapa saja, terutama generasi muda saat ini yang
sangat akrab dengan penggunaan jejaring sosial.
4. Lebih Berbahaya Pada Remaja
Penelitian mengungkap bahwa dampak jejaring sosial dan
internet berbeda-beda pada pria, wanita, orang dewasa, remaja, dan anak-anak.
Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh kecenderungan seseorang untuk mengalami
depresi, sehingga bisa jadi sangat bervariasi pada setiap orang.
Namun penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dan
remaja lebih mudah terserang depresi akibat jejaring sosial dan internet
dibandingkan dengan wanita dewasa dan pria. Sementara wanita lebih mudah
terkena depresi ini dibandingkan pria. Meski begitu, tidak dijelaskan apa yang
membuat golongan usia tertentu seperti remaja lebih berisiko terkena depresi
dibandingkan dengan orang dewasa.
5. Tergantung Penggunaan
Depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial
dipengaruhi oleh penggunaan jejaring sosial itu sendiri. Cara seseorang
memperlakukan jejaring sosial sebagai bagian dari hidupnya mempengaruhi apakah
dia akan mudah mengalami depresi yang disebabkan oleh jejaring sosial.
Misalkan jika Anda menggunakan jejaring sosial hanya
untuk berkomunikasi dengan teman, atau untuk memantau kehidupan seseorang, atau
untuk bersenang-senang saja. Semakin serius seseorang memperlakukan jejaring
sosial, maka semakin serius juga dampaknya terhadap emosi orang tersebut.
Menganggap jejaring sosial sebagai hal yang terlalu penting bisa membuat
seseorang rentan terkena depresi akibat jejaring sosial.
6. Depresi Disebabkan Kepura-puraan
Alasan lain mengapa jejaring sosial bisa menyebabkan
depresi adalah karena banyak orang yang hanya pura-pura bahagia ketika menciptakan
identitas dan citra diri mereka di dunia maya. Sangat jarang orang yang
benar-benar menunjukkan hidup mereka apa adanya di jejaring sosial.
Hal semacam ini juga bisa menyebabkan depresi terhadap
orang lain karena menganggap kehidupannya tak sebaik Anda. Tanpa sadar,
kepura-puraan yang ada di jejaring sosial menyebabkan banyak orang menjadi
depresi karena saling membandingkan kehidupan satu sama lain.
7. Jangan Bandingkan Diri Dengan Orang Lain
Salah satu hal yang disarankan oleh para ahli adalah
penggunaan jejaring sosial secara wajar. Jangan menjadikan jejaring sosial
sebagai hidup Anda, karena kehidupan Anda sesungguhnya bukan di dunia maya dan
tidak tercermin dari apa yang Anda perlihatkan di jejaring sosial.
Selain itu, para ahli juga menyarankan untuk tidak
membanding-bandingkan diri dengan orang lain karena inilah pemicu depresi yang
paling besar. Komunikasi secara langsung lebih penting daripada hanya
mengandalkan jejaring sosial. Jangan jadikan komunikasi lewat jejaring sosial
sebagai kebutuhan pribadi Anda.
Tidak ada komentar: